Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan
kekalahan Blok Sentral, termasuk Austria-Hongaria, Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada
tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu yang menang seperti Perancis,
Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara
baru tercipta setelah runtuhnya Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.
Pada
bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di
Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni
1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal
(Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur.
Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari
Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal
6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki
pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai
perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Blok
Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut
ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
- Blok Sentral tidak
ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
- Jumlah anggota
kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat
blok tersebut.
- Sekutu memiliki
daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
- Blok Sekutu memiliki
keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
Meski muncul gerakan pasifis setelah perang, kekalahan
ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain
utama di sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat
di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan yang besar
akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian
ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan seluruh koloninya di
luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain,
harus membayar biaya perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan
angkatan bersenjata negaranya. Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan
terbentuknya Uni Soviet.
Kekaisaran Jerman bubar
melalui Revolusi
Jerman 1918–1919 dan sebuah pemerintahaan demokratis yang
kemudian dikenal dengan nama Republik
Weimar dibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan
antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente
berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia marah
mengetahui janji-janji Britania
dan Perancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak dipenuhi
dengan penyelesaian damai. Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito
Mussolini berkuasa di Italia dnegan agenda nasionalis,
totalitarian, dan kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan,
penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan luar
negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia—"Kekaisaran
Romawi Baru".
Di Jerman, Partai Nazi yang
dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan
pemerintahan fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai,
dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada tahun 1993, Hitler
ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Setelah kebakaran Reichstag, Hitler menciptakan negara
satu partai totalitarian yang dipimpin Partai Nazi.
Parati Kuomintang (KMT)
di Cina melancarkan kampanye penyatuan melawan
panglima perang regional dan secara nominal berhasil menyatukan Cina pada
pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat dalam perang saudara melawan bekas sekutunya
yang komunis. Pada tahun 1931, Kekaisaran
Jepang yang semakin
militaristik, yang sudah lama berusaha memengaruhi Cina sebagai
tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk
menguasai Asia, memakai Insiden
Mukden sebagai alasanmelancarkan invasi ke Manchuria dan
mendirikan negara boneka Manchukuo.
Terlalu lemah melawan
Jepang, Cina meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari
Liga Bangsa-Bangsa setelah dikecam atas tindakannya terhadap
Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe, dan Hebei sampai Gencatan Senjata
Tanggu ditandatangani tahun 1933. Setelah itu, pasukan voluntir
Cina melanjutkan pemberontakan terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan
Suiyuan.
Adolf Hitler,
setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun
1923, menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933.
Ia menghapus demokrasi, menciptakanrevisi orde baru radikal dan rasis,
dan segera memulai kampanye
persenjataan kembali. Sementara itu, Perancis, untuk melindungi
aliansinya, memberikan
Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai
jajahan kolonialnya. Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori
Cekungan Saar dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan
Hitler menolak Perjanjian Versailles, mempercepat program persenjataan
kembalinya dan memperkenalkan wajib militer.
Berharap mencegah
Jerman, Britania Raya, Perancis, dan Italia membentuk Front Stresa. Uni Soviet,
khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah
luas di Eropa Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan
Perancis. Sebelum diberlakukan,pakta
Perancis-Soviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya
menjadikannya tidak berguna. Akan tetapi, pada bulan Juni 1935, Britania
Raya membuat perjanjian
laut independen dengan Jerman, sehingga melonggarkkan
batasan-batasan sebelumnya. Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa
yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-Undang
Netralitas pada bulan Agustus. Pada bulan Oktober, Italia
menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang
mendukung tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap
tindakan Jerman menganeksasi Austria.
Hitler menolak
Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhinelandpada bulan Maret
1936. Ia mendapat sedikit tanggapan dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya. Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan
Juli, Hitler dan Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang
fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang
didukung Soviet. Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan
metode peperangan baru, berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939.
Bulan Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Sebulan
kemudian, Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti
Italia pada tahun berikutnya. Di cina, setelah Insiden Xi'an, pasukan
Kuomintang dan komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentuk front bersatu dan
sama-sama melawan Jepang.
4. Akhir Perang
Berakhirnya Perang Dunia
II juga ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini
beberapa perjanjian yang mengakhiri PD II. Lihat gambar 2.2.
|
Gambar 2.2 Perjanjian-Perjanjian yang Mengakhiri Perang Dunia II |
4. Dampak atau Akibat
Perang Dunia II
Perang Dunia II
memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan.
Sekutu mendirikan
pemerintahan pendudukan di Austria dan Jerman.
Negara pertama menjadi negara netral dan tidak memihak dengan blok politik
manapun. Negara terakhir dibelah menjadi zona pendudukan barat dan timur yang
dikuasai Sekutu Barat dan Uni Soviet. Program denazifikasi di
Jerman melibatkan pengadilan penjahat perang Nazi dan
penggulingan mantan Nazi dari kekuasaan, meski kebijakan ini lebih condong ke
amnesti dan reintegrasi mantan Nazi ke masyarakat Jerman Barat.
Jerman kehilangan
seperempat wilayahnya sebelum perang (1937), wilayah timur: Silesia, Neumark dan sebagian
besar Pomerania diambil
alih Polandia; Prusia Timur dibagi antara Polandia dan
Uni Soviet, diikuti dengan pengusiran 9
juta warga Jerman dari provinsi-provinsi tersebut, serta 3 juta
warga Jerman dari Sudetenland di Cekoslowakia ke Jerman. Pada
1950-an, satu dari lima orang Jerman Barat adalah pengungsi dari timur. Uni
Soviet juga menduduki provinsi milik Polandia di sebelah timur Garis Curzon (melibatkan
pengusiran 2 juta warga Polandia), Rumania Timur, dan sebagian
Finlandia timur, serta tiga negara Baltik.
Perdana Menteri Winston
Churchill memberi tanda "Victory" kepada kerumunan di
London padaHari Kemenangan di Eropa.
Demi mempertahankan
perdamaian, Sekutu mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang resmi
berdiri tanggal 24 Oktober 1945, dan mengadopsi Deklarasi
Universal Hak-Hak Asasi Manusia tahun 1948 sebagai standar umum
bagi semua negara anggotanya. Kekuatan-kekuatan besar yang menjadi
pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan
Perancis—menjadi anggota permanen Dewan
Keamanan PBB. Kelima anggota permanen ini masih ada sampai
sekarang, meski terjadi perubahan dua kursi, angata
Republik Cina dan Republik Rakyat Cina tahun 1971, dan antara
Uni Soviet dan negara penggantinya, Federasi Rusia, setelah pembubaran UNi Soviet.
Aliansi antara Sekutu Barat dan Uni Soviet mulai memburuk, bahkan sejak sebelum
perang berakhir.
Jerman dibagi
secara de facto, dan dua negara merdeka, Republik
Federal Jerman danRepublik Demokratik Jerman dibentuk
di dalam perbatasan zona pendudukan Sekutu dan Soviet. Seluruh Eropa terbagi
antara cakupan pengaruh Barat
dan Soviet. Kebanyakan negara Eropa timur dan tengah masuk dalam cakupan
Soviet yang melibatkan pendirian rezim-rezim Komunis dengan dukungan penuh atau
setengah dari otoritas pendudukan Soviet. Akibatnya, Polandia, Hongaria, Cekoslowakia, Rumania, Albania,
dan Jerman Timur menjadi negara
satelit Soviet. Yugoslavia Komunis
melaksanakan kebijakan merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan Uni
Soviet.
Pembagian dunia
pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer internasional, NATO pimpinan Amerika
Serikat dan Pakta Warsawa pimpinan Soviet; periode
panjang ketegangan politik dan persaingan militer di antara mereka, Perang Dingin,
akan dilengkapi oleh perlombaan senjata dan perang proksi yang tidak terduga.
Di Asia, Amerika Serikat
memimpin pendudukan Jepang dan menguasai
bekas pulau-pulau Jepang di Pasifik Barat, sementara Soviet
menganeksasi Sakhalin dan Kepulauan
Kuril. Korea, sebelumnya di bawah kekuasaan Jepang, dibagi dan
diduduki oleh Amerika Serikat di Selatan dan Uni Soviet di
Utara antara 1945 dan 1948. Republik terpisah muncul di kedua sisi garis
paralel ke-38 pada tahun 1948, masing-masing mengklaim sebagai pemerintahan sah
untuk seluruh Korea dan berujung pada pecahnya Perang Korea.
Di Cina, pasukan
nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni
1946. Pasukan komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Cina di daratan,
sementara pasukan nasionalis mundur ke Taiwan tahun
1949. Di Timur Tengah, penolakan Arab terhadap Rencana
Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pembentukan Israel menandai
eskalasi konflik Arab-Israel. Saat kekuatan-kekuatan
kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua imperium
kolonialnya, kehilangan prestise dan sumber daya saat perang justru
menggagalkan upaya ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi.
Ekonomi global menderita
akibat perang, meski negara-negara yang terlibat terpengaruh dengan berbagai
cara. Amerika Serikat tampil lebih kaya daripada negara lain; negara ini
mengalami ledakan bayi dan
pada tahun 1950 produk domestik bruto per orangnya lebih tinggi daripada
negara-negara besar lain dan Amerika Serikat mendominasi ekonomi dunia. Britania
Raya dan Amerika Serikat menerapkan kebijakan pelucutan
industri di Jerman Barat pada tahun 1945–1948. Akibat
perdagangan internasional yang saling tergantung, hal ini menciptakan stagnasi
ekonomi di Eropa dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun.
Pemulihan dimulai
dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada
pertengahan 1948 dan dipercepat oleh liberalisasi kebijakan ekonomi Eropa yang
dipengaruhi Rencana Marshall (1948–1951) baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pemulihan Jerman Barat pasca-1948
disebut-sebut sebagai keajaiban
ekonomi Jerman. Selain itu, ekonomi Italia dan Perancis
juga meroket. Kebalikannya, Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi, dan
terus memburuk selama beberapa dasawarsa.
Uni Soviet, meski
menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa, juga mengalami
peningkatan pesat produksi pada masa-masa pascaperang. Jepang
mengalami pertumbuhan ekonomi pesat,
menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia pada tahun 1980-an. Cina kembali ke
produksi industrinya sebelum perang pada tahun 1952.
Berikut ini dampak PD II
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian. Lihat gambar 2.3.
|
gambar 2.3 Dampak Perang Dunia II
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_II
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perang_Dunia_II_Dan_Pengaruhnya_Terhadap_Indonesia_9.1_(BAB_2)
|